Selasa, 21 Juli 2015

"Status"

Satu persatu, teman seperjuangan, teman masa kecil, teman sepergaulan, teman hang out bareng, teman segala-galanya telah membuka lembaran baru dikehidupannya. Mewarnai setiap lembar buku kehidupan dengan warna yang berbeda, warna yang lebih menarik.

"You're invited to come to our wedding on ......... And ....... . we were so exciting to see you're watching our special moment in our life. And bla~bla~bla" To : Mrs. Anonim

Seketika begitulah beberapa kutipan yang tercantum di Surat undangan teman ku.

Aku telah berhasil lulus SMA, membuat beberapa jeda untuk masuk keperguruan tinggi tidak begitu sulit untuk dapat mencapai sebuah gelar di belakang nama ku.

Ms. Anonim S.Psi. Aku telah lulus kuliah 6 bulan yang lalu, dan sekarang aku sudah memakai gelarku ini untuk bekerja disebuah perusahaan asing di Jakarta. Mempunyai karir cemerlang, Bos yang sangat mengagumkan, dan rekan kerja yang begitu bersahabat.. yang tak memungkinkan untuk ku berhenti dari zona nyaman ini hanya untuk mencari suatu hal yang baru.

Aku hidup seorang diri, sebatang kara, hanya little pony yang setiap harinya menemani hari hari ku. Dia anjing Ku. Yang ku adopsi dengan ilegal. Kutemukan dia terduduk letih diujung jalan ketika aku hendak pulang. Sanak saudara ku yang terdekat ada di Papua. Ya, mereka tersebar dimana-mana. Sudah cukup sukses dengan karir masing - masing dan sedikit ada rasa gengsi untuk kembali bersama dan mengucapkan "aku merindukan keluargaku". Tidak, kami tidak di didik untuk menjadi orang yang gengsi akan hal hal yang menyangkut emosional.. Hanya saja, pergaulanlah yang melakukannya.

Ok, ok... Cukup dengan pengenalan diriku. Kembali kepada topik semula..
Aku ingin beropini tentang status yang akhir - akhir ini mengusik hati. Ingin mengungkapkan secara lisan tapi mulut ini tak memberi cukup arahan yang baik untuk mengeluarkan apa yang ada di kepalaku. Jadi aku mencurahkannya di sini.

Berawal dari tulisan pada paragraf pertama, pasti gak sedikit dari kalian yang mengalami hal serupa. Membuat hati sedikit gelisah tak tentu arah, mood yang sewaktu - waktu berubah. Keinginan yang terbendung (mungkin)cukup lama dan tak cukup hati untuk menunggu sampai kapan lagi. "Menikah".

Dengan usia yang bisa dibilang sudah cukup untuk membina dan membangun Rumah tangga, sudah mencapai target dimana kita sudah harus mulai memegang sebuah tanggung jawab yang cukup besar, sudah waktunya juga untuk keluar dari zona yang amat terlalu nyaman untuk diri kita sendiri (memikirkan diri sendiri). Kenapa tidak ?

Tapi selain fisik, usia, dan kemapanan seseorang mau itu perempuan atau laki - laki.. Ada satu faktor, dimana faktor ini sangat sangat amat menggantung. Pasangan... Kita gak mungkin kan menikahi diri sendiri?? Hell oooo.. No.... We're not psycho.

Buat kalian yang sudah memiliki pasangan di usia yang matang dan waktu yang tepat, gak dapat dipungkiri lagi kalau diantara kalian pasti sudah ada rencana untuk melangkah kejenjang berikutnya. Tapi... Bagaimana dengan kamiii **(?), para Single(s).

Beberapa hari lalu, tepatnya pada hari Raya Idul Fitri adalah hari dimana itu menjadi beberapa waktu- waktu terpahit yang pernah kami* alami. Bagaimana tidak..(?). Tidak kah kalian para single mendapat beberapa ucapan seakan ucapan itu adalah bom yang tepat waktu meledak dihati kalian dan asap mengaliri seisi tubuh kalian?.
"Kapan menikah?", "Mana pasanganmu?" Adalah kata - kata favorite yang keluar dari mulut sanak saudara. Dan kami* hanya bisa tersenyum paksa tanpa terucap jawaban pasti, dan atau mungkin ada yang beberapa dari kalian yang tersedak oleh tajamnya rasa cabai yang begitu terasa di santapan rendang buatan mantan?. Ouh yeah.. It's hurt!. Atau yang lebih sadis lagi... Saudara yang berkunjung dari luar negeri berkata, "Yang kemarin ko gak diajak?". Argggh apakah aku harus membuat status di group bbm keluarga agar mereka tahu kalau aku sudah putus (?) .

Belum lagi saat kita** hangout bersama teman se-geng. Ketika para sahabat mencurahkan kemesraan dan kesetiaan pasangan mereka, hal-hal annoying pasangan terhadap mereka, dan bla bla bla lainnya, tapi kita**(?) Kita hanya termenung, berandai - andai perlakuan itu dilakukan oleh orang yang kita suka. Atau kita hanya bisa terdiam tanpa kata. Hanya cukup mendengarkan, tapi hati bagai teriris - iris tipis oleh tajamnya pisau dapur.

Nasib yang diterima pun sama menyakitkan nya bahkan lebih ketika kita berada disekelilingan laupan orang berpasangan. Ketika melihat pasangan yang tertawa bahagia, bergandengan tangan, bermesraan.. Aaaaaargkh, kalian membuat iriiiii!!!! ����

("GUE SINGLE BUKAN JOMBLO".)

Suck to be JOMBLO isn't it?. Teman, keluarga, bahkan orang tak dikenal pun seakan membully ��. But, how about being single ?. Dalam arti harafiah mungkin sama. Yang berarti sendiri, gak punya pasangan dan sebagainya. Tapi mereka punya makna yang berbeda.
Untuk "jomblo" itu nasib mu nak. Seberapa banyak usaha kamu mendekatkan diri kepada sejuta lawan jenis diseluruh dunia, kalau emang nasib mu sendiri ya udah sendiri sampai kapan pun juga. Terkecuali Tuhan yang berkehendak.
Untuk "SINGLE", ada beberapa lawan jenis yang mencoba menaklukan hatinya tapi sayangnya si subject memilih untuk sendiri daripada membangun sebuah hubungan. Lebih nyaman dengan kesendirian.
Perbedaan yang cukup signifikan ( atau pembelaan pintar terhadap status? ����).

Tapi (jujur) buat para strangers.. Please, do not quickly to judge us!. Kita memang tidak seperti kalian para wanita atau pria yang sudah berpasangan. Yang mungkin "menurut kalian" kesehariannya membosankan , penuh dengan aktifitas kesendirian dan apalah apalah ituu. Tapi yakin deh pasti hidup kami bisa sama atau pun bisa lebih berwarna dibanding kalian... Yah beberapa .

For us* Thinking positive. That's the key. Berfikir pasti nanti ada waktunya dimana kita udah gak sendiri. Dimana tanggung jawab gak hanya untuk perbuatan diri sendiri. Dimana harus bisa menyelesaikan problematika yang menyangkup dua, tiga, atau empat pemikiran. Semua ada waktunya, ada bagian - bagiannya. Kita hanya perlu menikmati setiap langkah dalam proses mencapai akhir nya.

We are free, young (definitely) and wild (probably), unstoppable ( of course). Gak terpaku dengan aturan aturan dan batasan batasan sebagaimana yang orang berpasangan melakukannya.
Couple(s) ? You'll miss it !!

And that's what Single meant to be. .��

And FYI.. I'm single! .��

-note-

*jomblo
**(aku menyebutkan "kami"/"kita" Karena aku tau dari beberapa orang yang membaca blog ini adalah single people.. I knew because I know I'm not alone )����

Tidak ada komentar:

Posting Komentar